Coretan Awanbyru

September 21, 2025

Serat Antaboga

Minggu, September 21, 2025 0
Serat Antaboga
Ratu linuwih mung wening ati sejati,  
tan tanpa daya,  
yen lali marang titahu,  
Antaboga mangan makuto ilang tahta.  

Swara sesanti ngliwati langit suwung,  
ora geguyon ana,  
yen titah dilarani ku,  
sapa nglanggar kasirna sirna tan kuasa.  

Ratu tan welas kothong dampar kang suci,  
wayang tanpa dalang,  
tanpa nyawa kang nyawiji,  
pangrebut kuasa tiba dadi reregeta.  

Naga ngidham getih nyusup jero bumi,  
ngenteni tumiba,  
ratu lali pangayomu,  
makuto dilepeh dadi rereged donya.  

Titah ngendika lumantar angin suci,  
kawulo manembah,  
sapa ngiyanati iku,  
sirna kadya mega kapethuk surya purna.  

Makuto wus wuda ora kagungan drajat,  
tanpa panguwasa,  
yen dhasar ora linuwih,  
mung dadi guyonan sang kala tanpa rasa.  

Aruming jagad bali marang kawicaksanan,  
titah dadi saksi,  
yen sapa lali janji nu,  
Antaboga rawuh nguntal tanpa pamrih murni.  





September 14, 2025

Jamuan Kubisme

Minggu, September 14, 2025 0
Jamuan Kubisme


Mereka mengunyah
fragmen tubuh sesama,
lampu pun ketawa.

Laut ungu retak,
bulan sabit jadi piring,
angin menyalak.

Gelas tanpa isi,
menyimpan gema doa asing,
dada pun pecah.

Di ujung bukit,
jamuan terus berlangsung,
hingga fajar hilang.

Juli 10, 2025

Sebuah Usaha Mengutil Senja

Kamis, Juli 10, 2025 0
Sebuah Usaha Mengutil Senja

aku memanjat punggung senja
dengan saku kosong
dan doa licik di ujung lidah
kupetik sepotong jingga
kumasukkan ke dada
agar esok
jika pagi terlambat bangun
aku masih punya sisa hangat
untuk kusembunyikan di saku yang sama
dan kau takkan tahu
bagaimana aku mencuri waktu

Juni 19, 2025

Mata Sapi, Tapi Bukan Telurku!

Kamis, Juni 19, 2025 0
Mata Sapi, Tapi Bukan Telurku!
Di sebuah desa kecil di lereng pegunungan, hidup seekor sapi bernama Paijo. Paijo terkenal karena senyum lebarnya yang bisa menyembuhkan patah hati. Tapi suatu hari, dunia berubah bagi Paijo—sejak istilah "telur mata sapi" viral di medsos.

"Penipu! Pencuri nama!" teriak Mbok Seruni, ayam betina senior yang bertugas jaga kandang setiap pagi.

"Ngaku aja, Jo! Itu telur kami, kenapa nama kamu yang dipakai?!" sahut Ceu Ranti, ayam botak bekas rontok bulu musim lalu.

Saban pagi, kandang ayam jadi tempat orasi, bukan lagi tempat bertelur. Mereka mogok produksi. Harga telur naik, warga resah. Semua menyalahkan satu sapi yang tidak tahu apa-apa.

"Tapi aku bahkan nggak ngerti kenapa dinamain begitu," bela Paijo, sambil menatap nanar ke arah sawah, "Aku kan nggak pernah naro telur di mataku..."

Namun hari nahas itu datang. Seekor ayam nekat, si Tika, diam-diam menaruh dua telur goreng di mata Paijo yang sedang tidur siang. Lalu dia ambil foto, unggah ke media sosial dengan caption:

“Akhirnya ketahuan! Inilah mata sapi yang asli!”

Foto itu viral. Paijo jadi meme nasional. Wajahnya terpampang di warung kopi, di stiker helm, bahkan dijadikan template poster caleg lokal.

Ayam-ayam makin murka. "Itu bukti visual! Dia sengaja pakai telur di matanya!"

Paijo pun depresi. Ia menyingkir ke pinggir sawah dan konsultasi ke kambing tua bernama Mang Dukun.

"Sebenarnya kamu bisa tuntut mereka balik," kata Mang Dukun, "karena kamu sapi, bukan chef!"

Tapi Paijo memilih damai. Dia kembali ke ladang... sambil memakai dua telur mata sapi sungguhan di matanya.

Ketika warga bertanya kenapa dia tak pakai kacamata seperti kuda, Paijo menjawab lirih sambil tersenyum lebar:

"Karena kuda cuma nutup samping. Aku butuh nutup kenyataan."

Sejak itu, Paijo hidup sebagai ikon humor nasional. Ayam-ayam akhirnya menerima kenyataan: meski mereka bertelur, kadang branding bisa lebih kuat dari kontribusi.

Dan Paijo? Ia menulis buku:
“Telur Mata Sapi: Sebuah Pengakuan dari Seekor Korban Branding.”

Laris manis. Dicetak ulang 7 kali.


Juni 17, 2025

Chronophage

Selasa, Juni 17, 2025 0
Chronophage



Waktu tidak berputar. Ia menggeliat.

Di dalam jam emas itu, tersembunyi rahang purba—
makhluk dari zaman sebelum angka dikenal.

Ia menunggu tepat di antara detik kedua dan ketiga,
lalu menyergap:
bukan menit, bukan jam,
tapi kenangan yang lengah.

Tangannya tak terbuat dari logam,
melainkan dari penyesalan yang tak pernah kau ucapkan.

Chronophage tidak menghisap waktu—
ia mengunyah keputusan,
meneteskan janji yang tidak ditepati,
dan memuntahkan sisa dirimu dalam bentuk yang tak bisa dikenali.

Maka jangan menatap jam terlalu lama.
Ia sedang lapar.
Dan kau,
terlalu diam.