Ketika tombol YA ditekan, tidak ada ledakan. Tidak ada cahaya meledak. Hanya senyap. Senyap yang ganjil. Senyap yang terasa seperti langit menahan napas.Lira berdiri di tengah array data, tubuhnya masih gemetar. Di belakangnya, Pakel menopang Lika yang setengah sadar. Koma Simat tersandar di dinding, matanya menatap kosong ke terminal yang kini padam. Mereka tak tahu apakah mereka menang, atau hanya menunda kegagalan.Di luar markas, lebah-lebah mikro...
April 26, 2025
April 25, 2025
Baru sadar ternyata tanggal 23 April kemarin diperingati sebagai Hari Buku Sedunia. Meski telat menyadarinya, secara tidak langsung kami sebenarnya tidak melewatkan perayaannya. Seolah semesta memaksa kami untuk seharian merayakannya—dengan cara kami sendiri, tentunya.Hari Rabu, 23 April 2025, sejak pagi saya sudah sibuk menjemur puluhan buku anak-anak yang basah dan lembap, sebagian bahkan mulai terserang jamur. Begitulah risikonya bila menyimpan...
April 22, 2025
Di pinggir Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, tahun 2019, seorang petani menemukan sehelai rambut tersangkut di pagar kawat pembatas kebun dan jalan setapak. Tak ada auman, tak ada jejak cakar. Hanya rambut. Sunyi. Tapi sunyi yang kelak menggetarkan lembaga negara.Rambut itu sampai ke tangan Wirdateti, peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN. Ia bukan ilmuwan kemarin sore. Selama bertahun-tahun, Wirdateti menyusun teka-teki tentang...
Mereka masuk ke jantung sarang.Gedung pusat lebah generasi keempat berdiri seperti kuil dingin yang menyembah keteraturan. Tak ada suara manusia, hanya dengung mesin dan gemuruh lebah mikro—penjaga algoritma yang tak kenal lelah.Lorong-lorong putih itu seperti dilapisi karet—sunyi, steril, memantulkan langkah mereka yang terukur. Koma Simat membuka jalur dengan modul suara: “Akses disetujui.” Pintu terbuka. Tidak ada alarm.Mak Gin menyebar resin...
April 21, 2025
Malam menjelang eksekusi misi tak lagi terasa seperti waktu. Ia menjadi tekanan atmosfer, memadat dalam dada, menyelusup di celah napas, menyusupi percakapan dengan senyap.Lorong rel kini lebih mirip ruang takdir. Masing-masing anggota duduk di pojok sendiri, seperti pion yang tak tahu apakah papan sedang dimainkan atau sudah diputuskan dari awal.Mak Gin membersihkan selongsong peluru dari resin sintetis—bukan untuk menembak, tapi untuk mengelabui...